T
|
opik mengenai kesehatan sudah
menjadi pembahasan sepanjang zaman, seorang penyair dari era Romawi Kuno yaitu
Decimus Iunius Iuvenalis pernah mempopulerkan istilah mens sana in corpora
sano, artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa dan kuat. Tubuh manusia
terdiri dari banyak organ, dan setiap organ memiliki fungsi untuk menunjang
hidup manusia, dengan demikian sejak dahulu kala, sebetulnya manusia telah
menyadari jika sehat itu merupakan aset penting dalam hidup. Sederhananya
adalah jika tubuh kita sehat, kita dapat melakukan banyak kegiatan.
Sehat itu aset, karena kesehatan
begitu berharga. Maka manusia memang perlu menjaga dan mensyukuri anugerah
Tuhan Yang Maha Kasih berupa kesehat
Kesehatan Rohani
Istilah
“KESEHATAN MENTAL” di ambil dari konsep mental hygiene. Kata mental di ambil
dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang
artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah mental hygiene dimaknakan
sebagai kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan
adanya usaha peningkatan. (Notosoedirjo & Latipun,2001:21).
Apa itu
kesehatan Rohani
M
|
enurut
Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa:
“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Zakiah Daradjat mendefenisikan bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya
keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya
penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya
berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup
bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat. Jika mental sehat dicapai, maka
individu memiliki integrasi, penyesuaian dan identifikasi positif terhadap
orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima tanggung jawab, menjadi
mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.“Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Dari beberapa defenisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dipahami bahwa orang yang sehat mentalnya adalah terwujudnya keharmonisan dalam fungsi jiwa serta tercapainya kemampuan untuk menghadapi permasalahan sehari-hari, sehingga merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam dirinya. Seseorang dikatakan memiliki mental yang sehat, bila ia terhindar dari gejala penyakit jiwa dan memanfatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya.
1.2 Ciri-Ciri
Mental/ Rohani yang Sehat
Adapun
ciri-ciri rohani yang sehat yaitu sebagai berikut:
1.
Terhindarnya
orang dari gejala – gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala – gejala
penyakit jiwa(psychose).
2.
Kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta
lingkungan dimana ia hidup.
3.
Pengetahuan dan
perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi,
bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada
kebahagian diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan – gangguan dan
penyakit jiwa.
4.
Terwujudnya
keharmonisan yang sungguh – sungguh antara fungsi – fungsi jiwa, serta
mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem – problem biasa yang terjadi,
dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya.
5.
Pikiran sehat
tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
6.
Emosional sehat
tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya
takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
7.
Spiritual sehat
tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan
Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan
seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana
seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
1.3 Faktor-
factor Penyebab Gangguan mental
Adapun
factor penyebab gangguang mental / rohani pada seseorang yaitu sebagai berikut:
1.
Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi
dalam keluarga/ diri sendiri dapat menyebabkan seseorang mengalami stress,
depresi, sehingga dapat mengakibatkan orang melakukan hal negative.
2.
Kekurangan
fisik
Orang yang memiliki
kekurangan fisik, bisa saja menjadi tidak percaya diri, takut, benci, bahkan
sampai ingin mengakhiri hidupnya. Hal itu terjadi karena mereka selalu
dicemoohkan, merasa tersisihkan, dan tidak terima/ tidak kuat menghadapi cobaan
hidup.
3.
Mental yang
Lemah
O
|
rang
yang memiliki mental yang lemah akan cepat stress (down) jika sedikit saja
mendapat kesulitan. Ada 2 kemungkinan penyebabnya yaitu (1) Mental yang lemah
karena bawaan sejak lahir (2) Karena tidak/ belum terbiasa menjalani
cobaan hidup yang berat.
4.
Tekanan Bathin
Tekanan bathin
merupakan factor akhir yang selanjutnya akan menuju pada gangguan bathin.
Seorang yang hidup layak, namun selalu mendapat tekanan, dapat memicu stress,
rasa takut, benci dan perasaan tidak tenang.
Gejala
Gangguan Kesehatan Rohani
Golongan yang kurang sehat mentalnya adalah orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan karena ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya .
Golongan yang kurang sehat mentalnya adalah orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya. Adanya abnormalitas mental ini biasanya disebabkan karena ketidakmampuan individu dalam menghadapi kenyataan hidup, sehingga muncul konflik mental pada dirinya .
Gejala-gejala
umum yang kurang sehat mentalnya, yakni dapat dilihat dalam beberapa segi,
antara lain:
v
Perasaan
Orang yang kurang sehat mentalnya akan selalu merasa gelisah karena kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.
Orang yang kurang sehat mentalnya akan selalu merasa gelisah karena kurang mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya.
v
Pikiran
Orang yang kurang sehat mentalnya akan mempengaruhi pikirannya, sehingga ia merasa kurang mampu melanjutkan sesutu yang telah direncanakan sebelumnya, seperti tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu pekerjan, pemalas, pelupa, apatis dan sebagainya.
Orang yang kurang sehat mentalnya akan mempengaruhi pikirannya, sehingga ia merasa kurang mampu melanjutkan sesutu yang telah direncanakan sebelumnya, seperti tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu pekerjan, pemalas, pelupa, apatis dan sebagainya.
v
Kelakuan
Pada umumnya orang yang kurang sehat mentalnya akan tampak pada kelakuan-kelakuannya yang tidak baik, seperti keras kepala, suka berdusta, mencuri, menyeleweng, menyiksa orang lain, dan segala yang bersifat negatif.
Pada umumnya orang yang kurang sehat mentalnya akan tampak pada kelakuan-kelakuannya yang tidak baik, seperti keras kepala, suka berdusta, mencuri, menyeleweng, menyiksa orang lain, dan segala yang bersifat negatif.
1.5 Upaya
Menuju Kesehatan Rohani
Dari
penjelasan tersebut di atas, maka dalam hal ini tentunya pembinaan yang
dimaksud adalah pembinaan kepribadian secara keseluruhan. Pembinaan mental
secara efektif dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan sasaran yang akan
dibina. Pembinaan yang dilakukan meliputi pembinaan moral, pembentukan sikap
dan mental yang pada umumnya dilakukan sejak anak masih kecil. Pembinaan mental
merupakan salah satu cara untuk membentuk akhlak manusia agar memiliki pribadi
yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila, sehingga seseorang
dapat terhindar dari sifat tercela sebagai langkah penanggulangan terhadap
timbulnya kenakalan remaja.
Adapun
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menuju kesehatan rohani yaitu
sebagai berikut:
1. Berolah raga. Penelitian
menunjukkan bahwa olah raga lebih
efektif dalam mencegah dan mengobati depresi daripada
obat-obatan.
2. Ekspresikan cinta. Memberi
dan mendapatkan cinta kasih membuat hidup kita bahagia. Mencurahkan cinta
kasih kepada keluarga, kerabat dan orang lain adalah kunci kebahagiaan
rohani. Membantu orang lain membuat hidup kita lebih bermakna dan kehadiran
kita diharapkan.
3.
Kurangi Menonton Televisi, Film dan Video/Online
Game. Menonton televisi, film atau bermain game berlebihan
dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. Kekerasan dalam tayangan berita,
film laga, dan game dapat mengurangi keseimbangan emosional, membuat depresi
dan mempengaruhi respon emosi kita. Setelah melihat begitu banyak kekerasan,
kita bisa tidak lagi mengenalinya sebagai kekerasan. Kilasan iklan televisi
juga dapat menyebabkan indera dan otak kitaoverload dan
kelelahan.
Banyak
film yang menghibur, tetapi ada juga yang membangkitkan emosi negatif bagi
sebagian orang. Bagi orang yang sensitif atau pernah mengalami semacam trauma
dalam hidupnya, mengurangi waktu dan intensitas menonton tayangan yang memicu
emosinya akan membantu menjaga keseimbangan jiwa.
Fokuslah
pada hal-hal positif. Cobalah membaca berita, daripada menonton berita
televisi. Membaca lebih berpengaruh lembut pada pikiran dan kita bisa lebih
selektif. Cobalah menghindari tayangan kekerasan atau sensasional, pilihlah
hanya program-program televisi dan film yang positif.
4. Mengapresiasi dan membuat karya seni. Menikmati
seni lukis, seni fotografi, seni musik, seni tari dan bentuk-bentuk kesenian
lainnya bisa menjadi stabilisator mood alami dan bermanfaat menyegarkan
pikiran. Menghasilkan karya seni yang dapat dinikmati orang juga membantu
seseorang untuk membangun harga diri, sesuatu yang penting bagi kesehatan
mentalnya.
Cobalah
mendengarkan musik yang lembut. Banyak musik hingar bingar yang justru dapat
mengakibatkan kelebihan beban mental. Banyak pula jenis musik yang dapat
mendatangkan perasaan tertekan atau hampa. Musik yang lembut dan merdu dapat
menyeimbangkan proses kimiawi di otak kita.
5. Beribadah. Melaksanakan
ibadah dan berdoa secara rutin memenuhi kebutuhan rohani kita, yang merupakan
komponen vital dalam kesejahteraan jiwa. Mengabaikan kebutuhan spiritual
membuat jiwa kita gelisah dan tidak tenang. Berdoa merupakan sarana yang
efektif dalam mencegah dan memerangi masalah-masalah kesehatan mental.
6. Rekreasi di luar rumah. Cobalah
untuk menjauhi rutinitas dengan menghabiskan waktu di alam. “Terapi hijau”
bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menemukan kedamaian batin, dan
menenangkan pikiran kita, menemukan pencerahan dan membebaskan dari pikiran
negatif.
7. Hindari mengisolasi diri. Menjadi
bagian dari komunitas yang saling memberikan dukungan dan bertemu secara
teratur dapat sangat membantu kita melewati krisis dan tetap positif.
8. Menjaga keseimbangan diet makanan. Diet
dapat memperburuk gejala berbagai penyakit termasuk autisme, skizofrenia,
depresi, kecemasan dan serangan panik. Makanan yang dibutuhkan untuk
kesehatan mental yang baik adalah buah dan sayuran
dan makanan yang mengandung asam lemak esensial, seperti ikan belida,
tongkol, labu dan kacang-kacangan. Susu dan coklat juga dipercaya menimbulkan
efek menenangkan pikiran.
9. Hindari pornografi. Rangsangan
seksual pornografi dapat berkontribusi pada tumbuhnya kekosongan emosional
yang dapat menyebabkan depresi, gangguan bipolar serta kesehatan mental
lainnya. Hanya hubungan seksual dengan pasangan
yang sah dan saling mengasihilah yang dapat mengisi kebutuhan
fisik dan emosional kita.
10. Lakukan kegiatan yang membangun rasa percaya
diri. Belajar memainkan alat musik seperti piano atau
biola, menguasai keterampilan bela diri, mendapatkan hadiah lomba, dll sangat
membantu anak-anak membangun rasa percaya diri.
Bila
Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan mental,
penting sekali untuk selalu menjaga sikap positif dan tidak menyerah. Jangan
mencaci-maki atau mengolok-olok yang membuatnya merasa rendah diri dan
mengekalkan perasaan membenci diri sendiri. Hal ini juga berlaku bagi mereka
dengan kecenderungan gangguan pola makan.
Tunjukkan cinta dan pengertian kepada mereka.
1. Jaga pikiran selalu aktif dengan membaca. Membaca
bisa menjadi kegiatan penguatan mental, terutama jika kita fokus pada bacaan
yang positif. Berlangganan beberapa majalah atau membeli buku-buku biografi
yang mendidik bermanfaat bagi kesehatan mental Anda.
2. Jadilah pribadi yang lebih terorganisir. Hindari
menunda-nunda pekerjaan, dan bersihkan dan tatalah harta benda Anda.
Singkirkan kekacauan. Buang barang-barang yang tidak terpakai, selesaikan
atau delegasikan pekerjaan yang menggantung, dan bila perlu, mintalah bantuan
orang lain untuk menyelesaikan PR-PR Anda.
|
0 comments:
Post a Comment